Obrolan di Warung Mama Irfan (4)
12121212
Pagi ini TV di
warung mama Irfan terdengar agak nyaring. Sambil jualan rupanya mbak Wiwik
tetap mendengarkan “Kasus Selebrity”. Acara sassus dan saksuk
atau desas-desus dan kasak-kusuk artis memang tiada habis-habisnya. Belum lama
ada artis yang kawin atau planning melahirkan
pada tanggal cantik 10111213. Datang lagi kabar dari artis Jane Shalimar yang
akan menikahi cucu mantan Presiden Pertama RI Soekarno pada tanggal yang tidak
kalah cantiknya: 121212. Menurut Jane Shalimar tanggal itu dipilih karena mudah
diingat, unik dan mudah-mudahan berkah.
Namun menurut
isu yang berkembang pernikahan Jane dengan mantan cucu RI-1 hanyalah balas
dendam. Calon suami Jane adalah mantan Audi Item sedangkan Audi si penyanyi top
baru saja menikahi calon suaminya Iko Uwais. Itu artinya pernikahan Jane pada
tanggal cantik belum tentu cantik, apatah lagi calon suaminya ini merupakan
suami orang. Jane adalah bakal bininya yang nomor tiga.
“Kenapa lagi
ujar TV, bule?”, tanya seorang pembeli rokok sambil menyerahkan uang.
“Tahu Jane
Shalimar hendak menikahi laki orang, bini ketiga dia-nya..!”
“Nah-nah...!”
“Iya, pang. Tapi
tanggal nikahnya yang manis jua: 121212”.
“Maksudnya apa,
bule?”
“Tanggal dua
belas, bulan dua belas, tahun dua ribu dua belas.”
“Umai lah. Jika
ada yang hendak dengan ulun, mau ai saya jua: tanggal 12 bulan 12 tahun 12...,
genapi jua nikahnya pas di jam 12 lewat 12 menit lewat 12 detik.”
“Hah..., kada
tambah ruwet, lah..?”
“Sekali-kali kan
boleh, bule.”
“Boleh aja.
Tidak ada larangan,” ujar bule mama Irfan, “tapi tidak susah kah mengompaki
saksi dan penghulu di KUA-nya?”
“Hi-ih lah, iya
jua. Bisa-bisa pikiran rusak hanya memikirkan tanggalan dan menit-detik..! Bisa error jua manusia!?”
“Iya itu. Belum
lagi pas detik itu datang kiamat kayak di film. Labar am.”
“Kada kalo,
bule. Di film itu yang kiamat kan cuma di Amerika dan India aja.., kita disini kada
kena. Itu film kiamat lokal haja.”
“Iya lah?”
“Ho-oh.., Le.
Dan lagi panitia hari kiamat kan belum ada pembentukannya.”
“Hau hau.
Macam-macam aja.”
“Hau..., maka
ujar kawan yang duduk disini kemarin panitia kiamat belum disusun. Kalau
panitia sudah disusun baru mengajukan proposal meminta dana.”
“Bebujur ja
be-olah pander..!”ujar bule mama Irfan sebisa mungkin berbahasa Banjar.
“Bujur bule.
Zaman ini setiap acara harus ada panitia dan proposalnya. Temasuk acara
menghancur dunia. Coba aja pian lihati. Israel menghantam Palestina meminta
izin Amerika dan Eropa. Israel berencana membom Iran..., mengajukan izin ke
Amerika...! Amun meminta izin pasti dapat dukungan!”
“Apa
hubungannya?”
“Ya ada
hubungannya, bule. Biar salah amun mendapat dukungan, pasti sukses, bule.”
“Apa maksudnya?”
“Ya itu tadi,
siapa tadi...?”
“Jane Shalimar.”
“Ya. Walaupun
dia kawin dengan laki orang, jadi istri ketiga. Kawin untuk balas dendam. Kalau
pintar memainkan kartu, pakai tanggal cantik misalnya, bisa jadi mendapat
simpatik. Promosi keartisannya jalan. Kawinnya meriah. Kan hebat dan heboh. Rhoma
Irama aja ..., bule, adalah orang pintar yang bisa memanfaatkan sikon. Coba aja
lihati. Jauh lagi 2014 sudah banyak orang mau mem-Presiden-kan Rhoma Irama.
Dengan begitu maka naik pamornya. Riwayat hidupnya diburu-buru. Bininya yang
dua, tiga, empat jadi forum diskusi dimana-mana. Stasiun TV ramai karena mendapat
topik menarik untuk Pro-Kontra setiap hari. Lancar rejeki. Hidup ekonomi kita.”
“Begitu lah?”
“Iya bule.
Makanya Jane itu tidak salah promo 121212, pasti pamornya akan meroket. KUA
bisa kebanjiran order untuk menikahkan banyak pasangan di 1212121212. Dokter
spesialis operasi Cesar bisa-bisa kebanjiran pesanan jua untuk melahirkan di
tanggal dan jam itu. Siapa tahu ada jua anak muda Buntok yang merencanakan
kawin atau kawin lari saat itu. Biar dosa kah..., menjijikkan kah, yang penting
nyohor...”
“Apa, om?”
“Yang penting TV
selebrity tambah tinggi rating siarannya. Tukang foto nikahan laris. Percetakan
undangan kebanjiran order. Dan yang penting jua bule.., sampeyan?”
“Kenapa, Om?”
“Kalo bule bisa
memanfaatkan siaran macam ini, menyediakan layar lebar di warung ini.., pasti
tambah payu warung sampeyan ini.”
“Hehehe..!”,
senyum mama Irfan agak kagok.
Fikir punya
fikir, urgen juga meningkatkan layanan warung dengan TV yang lebih besar,
tempat nongkrong yang lebih banyak dan aneka dagangan yang lebih variatif dan
menarik. Hanya tersenyum mama Irfan mendengarkan sentilan salah satu
langganannya.
KKps, 24-11-2012
Komentar