KERIPIK PUTRI MALU BARITO RAYA PRO YANG PERTAMA DI DUNIA
Prolog
Dari http://id.wikipedia.org/wiki/Putri_malupustaka online diperoleh data bahwa Putri
malu atau Mimosa
pudica adalah perdu
pendek anggota suku
polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara
cepat menutup "layu" dengan sendirinya saat disentuh.
Walaupun
sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu
bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara
karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Tumbuhan
ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut, seperti makahiya
(Filipina, berarti "malu"), mori vivi (Hindia Barat), nidikumba
(Sinhala, berarti "tidur"), mate-loi (Tonga, berarti
"pura-pura mati") . Namanya dalam bahasa
Tionghoa berarti "rumput pemalu". Kata pudica sendiri
dalam bahasa
Latin berarti "malu" atau "menciut".
KERIPIK SASUPAN DANUM
Dalam bahasan daerah di Kalimantan secara umum putri malu disebut sasupan yang arti juga sama yakni pemalu. Dengan demikian tumbuhan perdu jenis ini memang memiliki kemiripan penyebutan namanya yang relatif sama sehingga mudah dikenali dimana-mana.
Namun ada keistimewaan dalam khazanah putri malu di Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah terutama di Kabupaten Barito Selatan yakni adanya putri malu yang memiliki ciri daun, bunga dan sifat pemalu yang sama dengan perdu mimosa pudica namun tumbuhnya di air dan hidup merayap seperti kangkung. Tumbuhan inilah yang dikenal dengan Sasupan danum atau sasupan banyu atau putri malu air.
Sejak lama tumbuhan ini dijadikan sayur dan dimasak dengan nama masakan "Gangan Karuh" (Bahasan Banjar) atau "Juhu Keruh" (Dayak Bakumpai/Ngaju Kapuas).
Sasupan danum inilah yang dijadikan Keripik oleh juru masak Barito Raya Pro Buntok. Bahan dasar putri malu diperoleh dari danau Keladan di dalam kota Buntok. Pada musim hujan ini pertumbuhannya sangatlah subur sehingga bahan baku keripik menjadi lebih melimpah di pasar Terowongan Buntok.
Komentar