WAYANG BANJAR DI BUNTOK


Sabtu tanggal 20 April 2013, sekitar pukul 16.45 WIB saya melewati Jalan Panglima Batur Buntok. Pas melintas di depan rumah mantan Sekda Barsel Bapak William Doeradjat, terlihat disana Bapak Joko tetangganya sedang sibuk mengatur beberapa orang yang bekerja mempersiapkan tenda, sound system dan kursi-kursi plastik. Dengan pemandangan itu bisa dipastikan bahwa disana akan ada acara yang belum jelas acara apa. 
Setelah Isya saya melintas lagi di jalan Panglima Batur depan rumah Pak Joko dan tetangganya Ir. Ibarata (Tata) putra Bapak William Doeradjat. Saat itulah saya tahu kalau malam ini akan ada wayang kulit walaupun belum tahu wayang apa. Kalau memperhatikan juriat Joko dan Tata maka saya pikir wayang Jawa. Namun kalau melihat tata panggungnya maka sulit wayang Jawa seperti itu karena wayang Jawa selalu akan memperlihatkan para pemain dan sindennya.
Malam itu sehabis Isya saya kerja lembur mencat rumah. Dari dalam rumah jelas terdengar kalau alunan musik dari pertunjukan yang sedang digelar adalah wayang Banjar. Artinya sudah lebih 10 tahun saya tidak mendengar musik rancak gamelar Banjar. Meski pun rinduku dengan wayang Banjar sudah besar, baru sekitar pukul 22.10 WIB saya keluar rumah karena kerja cat-catan rumah pun baru bisa diselesaikan.  
Maka dengan baju kerja yang penuh cat dan badan berpeluh, saya pun pergi menonton wayang Banjar. Saya pun melihat amang Malik abah Aziz ikut nonton. Ada amang Daben dan Sapuani bin Sintar dari Tane Runtun. Beberapa kenalan lain yang rindu wayang juga terlihat disana. Intinya, Wayang Banjar yang dimainkan malam itu setidaknya memberikan alternatif dari hingar-bingarnya dunia materi yang kian menggila menguasai dunia. Hahaha.., kula berjamu. Siapa waruh siapa tambuk???!

Komentar

Postingan Populer