Anggrek Kuping Gajah dan Ironi Hutan Kami
Dari perjalanan tanggal 13
dan 14 Desember 2014 ke hutan desa Batapah di wilayah kabupaten Kapuas dan
Madara (kabupaten Barito Selatan) kami menambah koleksi anggrek kuping gajah
(Bulbophyllum beccari Rchb.f). Tumbuhan ini hidup pada pohon yang sudah tua. Memiliki daun yang
lebar seperti kuping gajah sehingga sering disebut Anggrek Kuping Gajah. Hidupnya
menempel pada pohon yang kulitnya basah dan tempatnya sedikit ternaungi.
Daunnya berdiri tegak berbentuk cawan. Memiliki kuntum bunga yang berwarna
merah dengan garis-garis ungu.
Ketersediaan anggrek kuping gajah di alam memang perlu
perhatian khusus karena lambat laun pohon-pohon tua tempat tumbuhnya menyusut
drastis. Hutan-hutan di kabupaten Barito Selatan memang “tanpa” perlindungan karena
siapa pun bisa mengambil apa saja di dalamnya. Dengan kondisi ini maka perasaan
“cinta” kepada kelestarian alam merupakan modal utama yang menentukan.
Terlepas dari semua itu, kami ingin Pemerintah menyisakan
area hutan lestari yang aman dari perambahan. Pembiaran terhadap alam merupakan
salah satu obat yang baik bagi masa depan. Ini jauh lebih ampuh dari Program
Reboisasi dan Penanaman Jutaan Pohon yang ada selama ini sebab lahan yang akan direboisasi
ternyata ditebangi dan dibakari dulu, baru kemudian ditanami.
.
.
Hutan utuh masih cukup tersebar di kabupaten Barito
Selatan. Sungguh ini tidak butuh penanaman apa pun karena sudah ditanami Tuhan.
Kami ingin mengelola hutan tapi tidak punya daya. Kami ingin membeli lahan untuk
dihutankan namun belum mampu dananya. Akhirnya
kami berharap Pemerintah yang mengeluarkan SK tentang Hutan Suaka dan
pemerintah pula yang beraksi nyata. Jangan biarkan hutan yang lestari di rusak
tanpa tanggung jawab sama sekali. Buat apa program penanaman sejuta pohon kalau
miliaran pohon masih tegak di hutan kami di sini?.
.
Barsel Promo : Syamsuddin
Rudiannoor (0813 4960 6504) Info Anggrek
: Maidi (0852 4951 3880)
Komentar