HUNTING ANGGREK DI KAWASAN GUNUNG BINTANG AWAI (1)
BACK TO NATURE
Hari sabtu dan minggu tanggal
29-30 Maret 2014 diadakan perjalanan pertama berburu anggrek endemik di hutan
alam Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Perjalanan dimulai dari
Buntok ibukota kabupaten Barito Selatan menuju wilayah kecamatan Gunung Bintang
Awai tepatnya Luir melalui jalan perusahaan PT Mitra Tambang Utama (MTU).
Perjalanan off road dengan
sepeda motor ini menempuh jarak sekitar 75 km dan memakan waktu perjalanan
sekitar satu setengah jam. Waktu tempuh dan jarak memang tidak terlalu jauh
namun perjalanan yang dilalui memang cukup menantang sehingga perlu nyali,
kewaspadaan dan semangat. Betapa tidak, jalan yang diradat adalan jalan setapak
yang jarang dilalui, kontur tanah yang bertebing dan perbukitan serta sangat
licin apabila ditimpa oleh hujan walau pun sebentar.
USAHA ANGGREK SPESIES BARITO
SELATAN
Barsel Promo yang dalam hal
ini sekretarisnya Maidi Al Harits dan tim, mengidentifikasi berbagai anggrek
alam yang masih cukup banyak di alam liar sehingga perlu perhatian pemerintah
dan para pecinta anggrek lainnya sehingga keberadaannya dapat dipertahankan.
Pada sisi lain Nilam Orchid
yang sedang memproses Izin Penangkaran dan Pemasaran Anggrek endemik daerah di
Kantor PHKA Kalimantan Tengah di Palangka Raya merasa perlu menghimbau Pemerintah Daerah,
baik provinsi maupun kabupaten, agar kawasan asli yang masih ada di dua wilayah
gunung yakni Gunung Bawo dan Gunung Bintang Awai di Kecamatan Gunung Bintang
Awai, kabupaten Barito Selatan, dapat dicadangkan sebagai habitat alamiah
anggrek alam tanah tinggi di Kalimantan Tengah. Dengan begitu daerah ini
nantinya bisa menjadi lokasi wisata alam minat khusus.
Di kawasan Gunung Bawo ini
terdapat villa milik mantan Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati Barito
Selatan Drs. Asmawi Agani namun sayang fasilitas ini tidak terawat dan sama
sekali tidak terpakai.
Bagi yang ingin menggali
informasi lebih lanjut dapat menghubungi kami Barsel Promo 0813 4960 6504 atau
Maidi di nomor 0852 4951 3880.
Komentar