BENCANA KEBAKARAN LAHAN MEMBUAT KAMI MENDERITA
Selama bulan September hingga Oktober 2014 kebakaran lahan, belukar dan hutan terjadi di Kalimantan Tengah. Hampir seluruh kabupaten di provinsi terluas di Indonesia ini ambil bagian dalam memproduksi asap hitam ke langit yang biru, tidak terkecuali kabupaten Barito Selatan. Akibatnya, bencana lingkungan ini telah melumat banyak lahan dan menyesakkan ratusan ribu dada manusia yang hidup dalam radius kepungan asapnya.
Yang menjadi pokok kesedihan kami disamping kehancuran alam dengan segala flora dan fauna di dalamnya, kami pun berduka karena lahan tumbuhan liar sebagai sumber usaha kami berupa lambiding (kelakai), paku (bajei), putri malu (sasupan), nepenthes (kantong Semar) dan anggrek juga ikut rusak dilalap lidah-lidah api.
Intinya.., kebakaran lahan ini telah mempersempit mata pencaharian kami. Lama kelamaan produksi oleh-oleh yang kami buat berupa camilan khas dengan bahan dasar dari tumbuhan alam kabupaten Barito Selatan menjadi terganggu. Terbayang sudah bahwa harga lambiding, paku, sasupan akan mahal di pasar sehingga kami pun harus pula menaikkan harga jual keripik / stik lambiding, kelakai dan sasupan.
Kantong Semar dan anggrek alam yang selama ini mudah terlihat di pinggiran jalan Buntok - Palangka Raya tentu saja ikut hilang akibat kebakaran yang terjadi. Lalu bagaimana nasib kami sebagai pecinta, penangkar dan pengusaha anggrek khas di daerah ini?
Atas kenyataan ini maka kami pun mulai berfikir guna mencari lahan agar suplai bahan dasar usaha kami tetap aman dan langgeng. Untuk itu kami mohon kepada fihak-fihak terkait agar bisa membantu kami "Barsel Promo" mendapatkan lahan berupa hutan lambiding, paku, sasupan dan anggrek di daerah ini.
Komentar