WISATA KAMPUNG TERAPUNG "BAMBALER"
LIVING IN HARMONY
DUSUN BAMBALER
Dusun Bambaler di perairan sungai Maliau, anak sungai Barito, adalah perkampungan unik yang sangat menarik menjadi destinasi wisata alam dan minat khusus. Kenapa unik dan menarik? Karena dusun ini adalah desa terapung. Seluruh rumah penduduk merupakan rumah-rumah terapung (floating residences).
Jumlah bangunan / rumah terapung di dusun Bambaler 126 buah, terdiri dari 115 Kepala Keluarga.
Mata pencaharian penduduk Bambaler adalah nelayan tangkap dan sedikit pencari hasil hutan. Karena masa tangkap ikan tergantung musim dan keadaan air maka sebagian hasil tangkapan tidak langsung dijual tetapi dipelihara di dalam keramba-keramba apung.
DAYA TARIK WISATA
Daya tarik wisata Bambaler adalah kehidupan penduduknya yang 100% dilakukan di atas air. Keunikan yang lain adalah proses perikanan yang dilakukan, disamping keunikan proses keseharian sosial budaya penduduknya.
Daya tarik lain yang tidak kalah unik adalah banyaknya kera di pohon-pohon di dekat perumahan terapung penduduk. Para kera liar ini tampak terbiasa turun naik ke rumah-rumah terapung.
Disamping kera liar, terdapat juga burung-burung bangau putih dan burung bakaka. Burung-burung ini datang dan berkerumun tatkala ada diantara penduduk memberi makan ikanikan tahuman di keramba-keramba.
Tidak jauh dari perkampungan terapung terdapat juga komunitas kera berhidung panjang dari jenis bekantan. Kera-kera Probo atau Prosboscies Monkeys di dusun Bambaler ini menunjukkan adanya 2 jenis yang berbeda, yaitu kelompok bekantan berbulu kuning muda namun berbadan besar. Sedangkan kelompok yang lain berbulu coklat dan berbadan lebih kecil.
Di dusun Bambaler juga terdapat jenis dengen atau musang air atau berang-berang berbadan besar. Kemungkinan besar binatang ini termasuk satwa langka. Dan satwa ini terbilang banyak jumlahnya di sini, serta pernah kedapatan mencuri ikan yang dipelihara di keramba.
Dengan keterangan sederhana ini dapat diambil kesimpulan bahwa semua potensi dusun Bambaler sangat baik dikembangkan menjadi daya tarik wisata "Living in Harmony". Apalagi .... kalau Pemerintah Daerah mau membuat semacam tempat "berbagi rejeki" dengan satwa, pasti dusun Bambaler sangat menarik sebagai tujuan wisata alam. Misalnya, Pemerintah Daerah bersedia membuatkan pelabuhan terapung sebagai tempat makan para kera, tempat makan para bangau dan burung bakaka, atau membuatkan kebun khusus atau feeding shelter sebagai "lumbung pakan" bekantan, pasti semua makhluk hidup akan harmonis bertempat tinggal di Bambaler.
Komentar